BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam UU Nomor
20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Untuk melaksanakannya tentunya sangat diperlukan
manajemen dalam penyelenggaraan pendidikan. UU ini juga mengamanatkan dengan
tegas bahwa setiap warga negara berhak mendapat layanan pendidikan bermutu.
Pendidikan yang
bermutu tidak hanya diukur dari produk (output), tetapi terkait dengan input
dan proses penyelenggaraan pendidikan. Untuk itu upaya dalam meningkatkan mutu,
layanan pendidikan harus melibatkan stakeholders pendidikan, khususnya
masyarakat dan orang tua peserta didik. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
merupakan inovasi dalam pelibatan masyarakat dan orang tua peserta didik untuk
peningkatan mutu pengelolaan penyelenggaraan pendidikan di era otonomi daerah.
Hasil penelitian di berbagai negara
membuktikan bahwa implementasi MBS secara benar dan konsisten dapat
meningkatkan mutu pendidikan anak secara signifikan karena keterlibatan
masyarakat dan orang tua sesuai dengan peranannya masing-masing.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
konsep dari Manajemen Berbasis Sekolah ?
2. Apa
sajakah karakteristik MBS?
3. Jelaskan
tujuan MBS?
4. Apa
manfaat penerapan MBS?
5. Prinsip-prinsip
apa saja dalam penerapan MBS?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Manajemen Berbasis sekolah merupakan suatu manajemen sekolah
yang disebut juga dengan otonomi sekolah (school autonomy) atau site-based
management. Sejalan dengan belakunya otonomi daerah dalam dunia pendidikan, MBS
atau school-based management (SBM) menuntut terjadinya perubahan dalam
manajemen sekolah. Karena itu, pengelolaan suatu sekolah diserahkan kepada
sekolah tersebut, atau sekolah diberikan kewenangan besar untuk mengelola
sekolahnya sendiri dengan menggunakan Manajemen Berbasis Sekolah ini.
MBS mengubah system pengambilan keputusan dengan memindahkan
system otoritas dalam pengambilan keputusan dan manajemen ke setiap pihak yang berkepentingan di tingkat local (local stakeholders).
Dengan mengalihkan wewenang dalam keputusan dari pemerintah tingkat pusat
(Departemen)/Dinas Pendidikan (Provinsi/Kabupaten/Kota) ke tingkat sekolah,
diharapkan sekolah akan lebih mampu mandiri dan lebih mampu menentukan arah
pengembangan yang sesuai dengan kondisi dan tuntutan lingkungan masyarakatnya.
Pada pelaksanaanya disadari bahwa pemberian kewenangan kepada sekolah melalui
pendekatan MBS memerlukan proses dan waktu. Salah satu aspek yang memerlukan
proses dan waktu untuk diubah adalah desain organisasi yang mampu mengakomodasi
dan mengembangkan program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Untuk mengaplikasikan konsep ini diperlukan persyaratan yang mendukung
perubahan yang fundamental, di mana
sekolah mempunyai ruang gerak yang elbih leluasa. Dengan demikian, sekolah
secara kreatif dan bertanggung jawab dapat melakukan kegiatan untuk mengelolah
program-programnya secara efektif dan efisien.[1]
Manajemen Berbasis Sekolah adalah model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan
keputusan bersama/partisipatif dari semua warga sekolah dan masyarakat. Untuk
mengelola sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan
kebijakan pendidikan nasional. Otonomi yang demikian memberikan kebebasan sekolah
untuk membuat program-program sesuai dengan kebutuhan sekolah. Pengambilan
keputusan bersama dengan warga sekolah dan dedikasi tanggung jawab bersama
untuk kemajuan sekolah. Dengan tidak mengurangi otonomi sekolah, demi
kepentingan-kepentingan pribadi atau kelompok untuk menguasai sekolah tanpa
partisipasi warga sekolah dan masyarakat.[2]
B. Karakteristik MBS
Karakterisitk
Manajemen Barbasis Sekolah tentunya tidak terlepas dari pendekatan Input,
Proses, Output Pendidikan.
1) Input Pendidikan
a) Memiliki kebijakan,
tujuan dan sasaran mutu yang jelas.
b) Tersedianya sumber daya yang
kompetitif dan berdedikasi.
c) Memiliki
harapan prestasi yang tinggi.
2) Proses Pendidikan
a) Efektivitas
dalam proses belajar mengajar tinggi.
b) Kepemimpinan yang kuat.
c) Lingkungan sekolah yang nyaman.
d) Pengelolaan
tenaga kependidikan yang efektif.
e) Tim kerja
yang kompak dan dinamis.
f) Kemandirian,
partisipatif dan keterbukaan (transparasi).
g) Evaluasi dan
perbaikan secara berkelanjutan.
h) Responsif,
antisipatif, komunikatif dan akuntabilitas.
3) Output yang diharapkan
Tercapainya
tujuan utama dari penyelenggaraan pendidikan secara umum.[3]
C. Tujuan MBS
Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah
yakni:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui
kemandirian dan inisiatif sekolah atau madrasah dalam mengelola dan
membedayakan sumber daya yang tersedia;
2. Meningkatkan kepedulian warga
sekolah atau madrasah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui
pengambilan keputusan bersama;
3. Meningkatkan tanggung jawab
sekolah atau madrasah kepada orang tua, pemerintah tentang mutu sekolah
atau madrasah;
4. Meningkatkan kompetensi yang sehat
antar madrasah dan sekolah lain untuk pencapaian mutu pendidikan yang
diharapkan.[4]
D. Manfaat MBS
MBS
memberikan beberapa manfaat diantaranya dengan kondisi setempat, sekolah dapat
meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada
tugasnya; keleluasaan dalam mengelola sumberdaya dan dalam menyertakan
masyarakat untuk berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah dalam
peranannya sebagai manajer maupun pemimpin sekolah; guru didorong untuk
berinovasi; rasa tanggap sekolah terhadap kebutuhan setempat meningkat dan
menjamin layanan pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat sekolah dan
peserta didik.[5]
E. Prinsip-prinsip MBS
Sekolah yang
berhasil melaksanakan MBS menganut empat prinsip MBS, yaitu:
a.
Prinsip Equifinalitas (equifanility)
yang didasarkan pada teori manajemen yang berasumsi bahwa terdapat perbedaan
cara dalam mencapai tujuan. Manajemen sekolah menekankan fleksibilitas dan
sekolah harus dikelola oleh sekolah itu sendiri berdasarkan kondisinya
masing-masing. Prinsip ini mendorong terjadinya desentralisasi kekuaaan dan
mempersilahkan sekolah memiliki mobilitas yang cukup, berkembang, dan bekerja
menurut strategi uniknya masing-masing untuk mengelola sekolahnya secara
efektif.
b.
Prinsip desentralisasi (decentralization).
Konsisten dengan prinsip equifanilitas maka desentralisasi merupakan gejala
penting dalam reformasi manajemen sekolah modern. Dasar teori ini adalah
manajemen sekolah dalam aktivitas pengajaran menghadapi berbagai kesulitan dan
permasalahan. Oleh karena itu, sekolah harus diberi kekuasaan dan tanggung
jawab untuk menyelesaikan permasalahan secara efektif sesegera mungkin ketika
permasalahan muncul.
c.
Prinsip system pengelolaan mandiri (Self Managing System). MBS tidak menyangkal perlunya mencapai
tujuan berdasarkan kebijakan dari atas tetapi menururt MBS terdapat berbagai
cara untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, amat penting dengan
mempersilahkan sekolah untuk memiliki sistem pengelolaan mandiri (self-managing system) dibawah kendali kebijakan
dan struktur utama, memiliki otonomi untuk mengembangkan tujuan pengajaran dan
strategi manajemen, mendistribusikan sumber daya manusia dan sumber daya
lainya, memecahkan masalah dan meraih tujuan menurut kondisi masing-masing
karena sekolah menerapkan sistem pengelolaan mandiri maka sekolah dipersilahkan
untuk mengambil inisiatif atas tanggungjawabnya.
d.
Prinsip inisaitif manusia (human initiatif). Sesuai dengan hubungan kemanusiaan dan perubahan
ilmu tingkah laku pada manajemen modern maka orang-orang mulai memberikan
perhatian serius pada pengaruh dan faktor penting manusia dalam efektivitas
organisasi. Perspektif sumber daya manusia menekankan pada pentingnya sumber
daya manusia di sekolah untuk lebih berperan dan berinisiatif. Maka MBS
bertujuan untuk membangun lingkugan yang sesuai dengan para konstituen sekolah
untuk berpartisipasi secara luas dan mengembangkan potensi mereka.[6]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Berbasis sekolah merupakan suatu manajemen sekolah
yang disebut juga dengan otonomi sekolah (school autonomy) atau site-based
management. Sejalan dengan belakunya otonomi daerah dalam dunia pendidikan, MBS
atau school-based management (SBM) menuntut terjadinya perubahan dalam
manajemen sekolah. Karena itu, pengelolaan suatu sekolah diserahkan kepada
sekolah tersebut, atau sekolah diberikan kewenangan besar untuk mengelola
sekolahnya sendiri dengan menggunakan Manajemen Berbasis Sekolah ini.
Karakterisitk
Manajemen Barbasis Sekolah tentunya tidak terlepas dari pendekatan Input,
Proses, Output Pendidikan.
Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah yakni: Meningkatkan mutu
pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah atau madrasah dalam
mengelola dan membedayakan sumber daya yang tersedia; Meningkatkan kepedulian
warga sekolah atau madrasah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
melalui pengambilan keputusan bersama; Meningkatkan tanggung jawab
sekolah atau madrasah kepada orang tua, pemerintah tentang mutu sekolah
atau madrasah; Meningkatkan kompetensi yang sehat antar madrasah dan sekolah
lain untuk pencapaian mutu pendidikan yang diharapkan.
MBS memberikan beberapa
manfaat diantaranya dengan kondisi setempat, sekolah dapat meningkatkan
kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugasnya;
keleluasaan dalam mengelola sumberdaya dan dalam menyertakan masyarakat untuk
berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah dalam peranannya
sebagai manajer maupun pemimpin sekolah; guru didorong untuk berinovasi; rasa
tanggap sekolah terhadap kebutuhan setempat meningkat dan menjamin layanan
pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat sekolah dan peserta didik.
Sekolah yang
berhasil melaksanakan MBS menganut empat prinsip MBS, yaitu: Prinsip
Equifinalitas (equifanility), Prinsip
desentralisasi (decentralization), Prinsip
system pengelolaan mandiri (Self Managing
System), dan Prinsip inisaitif manusia (human
initiatif).
B. Saran
Penulis
menyadari, bahwa makalah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
sangatlah kami butuhkan, demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Kadir, Manajemen Berbasis Sekolah (Makassar: MEMBUMI Publising, 2009)
[1] Abdul Kadir, Manajemen
Berbasis Sekolah (Makassar: MEMBUMI Publising, 2009), h. 27-28
[3] http://syifa-elkhoir.blogspot.com/2009/11/makalah-manajemen-sekolah.html, diakses
tanggal 11-03-2014
[5] http://sepucuktinta.blogspot.com/2012/10/pendahuluan-mbs-pengertian-mbs-mengapa.html, diakses tanggal 12-03-2014
[6] http://syamsuddincoy.blogspot.com/2012/02/konsep-manajemen-berbasis-sekolah.html, diakses
tanggal 11-03-2014
Vimeo - YouTube | Vimeo - Videodl
BalasHapusVimeo · youtube.com. Vimeo Vimeo Video youtube mp3 · youtube.com. Vimeo Vimeo Videos · youtube.com. Vimeo. Vimeo. Vimeo. Vimeo. Vimeo. Vimeo.